Sabtu, 24 Juli 2010

Menggugat Definisi Tauhid Rububiyah (revisi)

 Mus`ab Abdul Ghaffar


Muqaddimah

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah Muhammad, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia menjalankan sunnah-sunnahnya.

Wa ba’du,

Tauhid rububiyah merupakan macam pertama dari tiga macam tauhid yang sudah dikenal luas oleh kaum muslimin. Memahaminya sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah sangat penting agar pemahaman kita terhadapnya tidak menyimpang dari pemahaman yang benar. Sehingga mengkaji definisi dan pengertiannya dengan mengkomparasikan definisi yang sudah ada dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah menjadi suatu hal yang sangat urgen. Ini untuk meyakinkan kita apakah definisi yang sudah ada sudah sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah ataukah belum.

Kajian ini merupakan salah satu bentuk usaha dalam rangka mengamalkan firman Allah Ta'ala:
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’ [4]: 59)
Dalam kitab-kitab yang membahas tauhid karya Ulama Dakwah Najdiyyah (Wahabiyyah) pembahasan definisi tauhid rububiyah hampir seragam. Sehingga para penuntut ilmu kurang biasa berbeda pendapat dalam membahas masalah tauhid dan aqidah. Sampai-sampai ada pemahaman yang berkembang bahwa dalam masalah tauhid dan aqidah tidak mungkin ada perbedaan pendapat. Kalau ada perbedaan pendapat maka pasti yang menyelisihi pendapat Ulama Dakwah Najidiyyah dianggap sesat dan menyelisihi Al-Qur'an dan As-Sunnah. Karena orang-orang yang menganggap dirinya pengikut Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam hal aqidah dan tauhid rujukan utamanya adalah kitab-kitab aqidah dan tauhid karya Ulama Dakwah Najdiyyah. Mereka biasa mendeklarasikan diri mereka sebagai pengikut manhaj salaf atau terkenal dengan nama Salafi.
Meski dalam praktiknya mereka pun berbeda-beda dalam mengambi metode perjuangan menegakkan dienul Islam. Tetapi pokok pemahaman mereka dalam masalah tauhid pada dasarnya sama. Semuanya merujuk kepada pemahaman Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahumallah.
Dengan memahami kenyataan di atas maka tidak mengherankan ketika banyak dari mereka -yang selama ini menerima pemahaman tauhid dari kitab-kitab tauhid dan aqidah karya Ulama Dakwah Najdiyyah- langsung memvonis orang yang berpemahaman berbeda dengan pemahaman mereka dalam masalah tauhid dan aqidah sebagai orang yang sesat dan menyelisihi Al-Qur'an dan As-Sunnah. Tanpa mengkaji terlebih dahulu pemahaman orang yang beda pemahaman dengannya dari sisi dalil-dalil yang digunakan dan cara memahaminya. Sedikit dari mereka yang bisa berdikap obyektif sehingga mau mengkaji terlebih dahulu pendapat yang berbeda tersebut.
Oleh karena itu tulisan ini akan membahas definisi tauhid rububiyah dengan perspektif berbeda dengan perspektif Ulama Dakwah Najdiyyah dengan mengkaji definisi tauhid rububiyah dari mereka kemudian dikomparasikan dengan dalil-dalil Al-Qur'an. Karena selama ini biasanya mereka juga hanya mencukupkan dengan dalil-dalil Al-Qur'an dalam membahas definisi tauhid rububiyah.

Pembahasan

Definisi  tauhid rububiyah yang sudah dikenal dalam kitab-kitab tauhid dan aqidah tidak terlepas dari definisi-definisi berikut.

Pertama: Tauhid Rububiyah adalah mentauhidkan (mengesakan) Allah dalam perbuatan-perbuatan-Nya (ifraadullah bi af’aalihi).

Kedua: Tauhid Rububiyah adalah mengakui bahwa Allah Rabb segala sesuatu, pemiliknya, penciptanya, dan pengaturnya.

Ketiga: Tauhid Rububiyah adalah mentauhidkan Allah dalam menciptakan, memberi rizki, mengatur, menghidupkan, mematikan dan mengatur seluruh makhluk.

Keempat: Tauhid Rububiyah adalah mengakui bahwa hanya Allah semata yang menciptakan alam semesta, yang mengatur, menghidupkan, mematikan, memberi rizki, dan pemilik kekuatan tak tertandingi.

Dan definisi-definisi lainnya yang hampir mirip satu sama lain. Dari definisi-definisi tersebut di ataslah kaum muslimin meyakini tauhid rububiyah. Dan sedikit literatur yang membahas dan meneliti lebih jauh sejauh mana kebenaran definisi-definisi tersebut dari dalil-dalilnya maupun dari sisi asal bahasa (arab).

Untuk mengetahui definisi tauhid rububiyah harus diketahui definisi atau arti kata “rabb”. Dalam kitab-kitab tafsir[1] dan kamus bahasa arab, kata “rabb”, yang merupakan akar kata “rububiyah”, maknanya kembali kepada makna-makna berikut.

Pertama: as-sayyid al-muthaa’ (pemimpin yang ditaati).
Kedua: al-mushlih lisy syai’ (yang memperbaiki sesuatu).
Ketiga: al-maalik lisy syai’ (pemilik sesuatu)
Keempat: al-mutasharrif al-mudabbir (pengatur)
Kelima: al-murabbi (pentarbiyah/pendidik)

Dari makna-makna di atas, apabila dibandingkan dengan definisi-definisi tauhid rububiyah di atas, dapat dipahami bahwa definisi-definisi tersebut tidak tepat, karena tidak sesuai dengan makna bahasanya. Terlebih lagi apabila kita bandingkan dengan ayat-ayat Al-Qur'an berikut.

Allah Ta'ala berfirman,
أَمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَإلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ
“Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).” (QS. An-Naml [27]: 60)

Dalam ayat di atas Allah Ta'ala menyebutkan perbuatan-perbuatan Allah: menciptakan langit dan bumi, menurunkan air dari langit dan menumbuhkan kebun-kebun yang berpemandangan indah. Namun di akhir ayat Allah Ta'ala tidak menggunakan kata “rabb”, tetapi justru kata “ilah”. Ini sekaligus bantahan untuk definisi-definisi tauhid rububiyah di atas, terutama definisi pertama yang merupakan definisi paling bagus dari definisi-definisi lainnya.

Definisi pertama mengatakan: tauhid rububiyah adalah mentauhidkan (mengesakan) Allah dalam perbuatan-perbuatan-Nya. Tetapi ternyata ketika Allah Ta'ala menyebutkan  perbuatan-perbuatan-Nya, Dia tidak menggunakan kata “rabb” yang menurut definisi tersebut seharusnya di akhir ayat menggunakan kata “rabb”. Namun di sini Allah Ta'ala malah menggunkan kata “ilah”. Jadi, perbuatan-perbuatan Allah masuk dalam cakupan makna tauhid uluhiyah, bukan tauhid rububiyah.

Kesimpulan tersebut bukan kesimpulan prematur yang ditarik hanya dari satu ayat di atas, tetapi juga dapat kita simpulkan dari ayat-ayat berikut.

Allah Ta'ala berfirman,
أَمْ مَنْ جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا أَإلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (61) أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ (62) أَمْ مَنْ يَهْدِيكُمْ فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَنْ يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ أَإلَهٌ مَعَ اللَّهِ تَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (63) أَمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَمَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَإلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (64)
“Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya). Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)?. Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar.".” (QS. An-Naml [27]: 61-64)

Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ اللَّهُ سَمْعَكُمْ وَأَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلَى قُلُوبِكُمْ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِهِ
“Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?".” (QS. Al-An’aam [6]: 46)

Allah Ta'ala berfirman,
مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ إِذًا لَذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain.” (QS. Al-Mukminuun [23]: 91)

Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِضِيَاءٍ أَفَلَا تَسْمَعُونَ (71) قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلَا تُبْصِرُونَ (72) وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (73)
“Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?" Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al-Qashash [28]: 71-73)

Penutup

Demikian pembahasan definisi tauhid rububiyah yang bisa kami tuliskan. Semoga menjadi pencerahan dan bahan diskusi ilmiah para penuntut ilmu. Sehingga akan menumbuhkan dan membangkitkan daya kritis dan semangat ilmiah untuk mengkaji kembali pemahaman-pemahaman agama yang selama ini diterima dari satu arah.

Referensi:


1.     Ushul Al-Iman fi Dhau Al-Kitab wa As-Sunnah
2.     A’lam As-Sunnah Al-Mansyurah Li’tiqad Ath-Thaifah Al-Manshurah
3.     Ithaf As-Sail bima fi Ath-Thahawiyah min Masail
4.     I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitab At-Tauhid
5.     Injah Hajah As-Sail
6.     Al-Irsyad ila Shahih Al-I’tiqad wa Ar-Radd ‘ala Ahli Asy-Syirk wa Al-Ilhad
7.     Al-Mukhtashar Al-Mufid Fi ‘Aqaid Aimmah At-Tauhid
8.     Al-Wajiz fi ‘Aqidah As-Salaf Ash-Shalih
9.     Tathhir Al-I’tiqad min Adran Al-Ilhad
Semua kitab di atas ada dalam program Al-Maktabah Asy-Syamilah bagian kitab-kitab Aqidah dan masih banyak lagi kitab-kitab yang lain yang menyebutkan definisi tauhid rububiyah dengan hampir seragam.
10. Kitab At-Tauhid: Ashlul Islam wa Haqiqah At-Tauhid (http://www.tajdeed.org.uk/ar/posts/list/26.page)


[1] Di antaranya: Tafsir Ath-Thabari, Ibnu Katsir, Fathul Qadir (Imam Syaukani), Zaadul Masiir (Ibnul Jauzi), Al-Qathan, Al-Alusi, Al-Qusyairi, Abu Su’ud, Al-Baghawi, Al-Baidhawi, dan Al-Mufradat fi Gharibil Qur’an.

1 komentar:

  1. Salam Juang. Mohon perkenannya untuk ana posting juga di http://empiris-homepage.blogspot.com/

    BalasHapus